bayangan 
hitam. ��k�, terjadilah iedakan yang cukup besar dan keras. 
Bleeegggaaaaaarr. !! 
"Aahkk...!" 
Terdengar suara pekikan wanita bertepatan dengan 
hancurnya bayangan hitam tadi. Beberapa kejap kemudian 
Biggan melihat sesuatu jatuh terhempas atas atap rumah ke 
tanah berbatu koral yang menjadi jalur penghias taman dekat 
pagar depari. 
Wuuuuss... ! 
Brrrraaakk..., gusraaaak...! 
Ternyata ia seorang wanita berambut panjang. 
Rambutnya terlepas meriap dan mengepulkan asap. Wanita 
itu mengenakan gaun longgar berwarna hitam. Wajahnya tak 
sempat terlihat jelas karena tertutup rambut panjangnya yang 
meriap ke depan saat ia jatuh, sampai bangkit pun rambut itu 
masih menutupi wajahnya. 
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ 
"Heeyy...!!"seru Biggan setelah ia menggunakan kekuatan 
tenaga intinya untuk menarik benda pembias cahaya rembulan 
itu, yang dalam tempo singkat dapat meluncur cepat dan 
tertangkap oleh tangannya. Biggan pun segera menghampiri 
wanita berambut panjang itu. 
Namun gerakan Biggan terlambat. Wanita itu sudah lebih 
dulu lenyap bagaikan ditelan bumi sebelum Biggan berhasil 
mengenali wajahnya. Begitu pula Buron yang sudah menjelma 
menjadi pemuda berambut kucai, ia tak sempat mengenali 
wajah wanita tersebut karena sebelum ia bergerak lebih dekat 
lagi, wanita tersebut sudah lenyap lebih dulu. Ia pergi 
melarikan diri tanpa meninggalkan jejak gaib. Buron tak 
mungkin dapat melacaknya. 
"Ron...!" seru Sandhi. "Tutup kembali pagar gaib kita!" 
Buron teringat hal itu, kemudian segera mengaktifkan 
kembali pagar gaib yang berfungsi sebagai benteng 
pertahanan, agar kekuatan gaib asing tak dapat masuk ke 
rumah Kumala Dewi. Pagar gaib itu juga akan berfungsi 
sebagai alarm bagi kekuatan gaib asing yang coba-coba 
menerobos wilayah itu dengan cara menjebolnya. 
"Siapa wanita rambut panjang tadi?" tanya. Biggan. 
Buron sentakkan bahunya. "Nggak tahu. Aku belum pernah 
mengenali ��nampilan���, rupanya, malah energi gaibnya pun 
cukup asing bagiku. Mungkin... Sandhi tahu." 
Sandhi menyahut dari belakang Buron. 
"Mana gue tahu. Urusan gue kan transportasi, bukan 
urusan gaib." 
Mereka saling bertanya-tanya, siapa wanita berambut 
panjang tadi. Memang tidak ada yang dapat menduga siapa 
dia. Tapi setidaknya missi kedatangannya bisa diterka; 
mencuri energi saktinya Kumala, atau entah ���, yang jelas 
missiitu pasti missi negatif. 
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ 
Sementara itu, di dalam kamar pertapaannya, Kumala Dewi 
juga bertanya-tanya dalam hati. Keributan di luar rumahnya 
tadi sangat diketahui olehnya. Kekuatan si penyusup berambut 
panjang tadi, juga dapat diketahui batas ketinggiannya. Tetapi 
rupanya di dalam kamar Kumala Dewi merasakan debar-debar 
yang menggelisahkan hati. 
Pada mulanya, ketika Perwira Utama dari galaksi seberang 
itu datang, Kumala Dewi tidak mengetahui kehadiran sang 
tamu. Karena pada waktu Buron bicara dengan suara gaibnya 
Biggan, gadis berbadan ular itu sedang melakukan meditasi 
total. Menutup seluruh indera yang ada, termasuk indera 
keenamnya. 
Meditasi total itu selesai tepat terjadi suara gaduh di luar 
rumah. Ia segera menggunakan deteksi gaibnya untuk 
mengetahui keributan yang terjadi pada saat itu. Ooh, 
ternyata ada pihak lain yang berhasil menyusup karena 
keteledoran Buron yang membuka pagar gaib tanpa ditutup 
lagi. Bagi Kumala hal itu tidak perlu diperpanjang. Siapa pun 
bisa melakukan kesalahan berdasarkan alasan lupa. Kumalajuga 
mengetahui keinginan si penyusup itu hanya untuk 
mencuri energi saktinya yang berhamburan ke mana-mana. 
Bagi Kumala, hal itu adalah biasa dan tak perlu diperdebatkan 
dalam hati. 
Tentang siapa wanita itu, bagi Kumala juga bukan sesuatu 
yang penting untuk dilacak secara terburu-buru. Cepat atau 
lambat ia pasti akan mengetahui siapa sebenarnya si 
penyusup tadi. 
Namun ketika terjadi ketegangan antara Buron, si 
penyusup dan Biggan, mata batin Kumala dewi sempat 
menembus dinding kamarnya. Secara sepintas ia melihat 
sekelebat bayangan melintas dari depan garasi ke halaman 
depan. Saat itulah hati Kumala Dewi berdebar-debar. Ia 
sempat mengalami ketegangan batin. 
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ 
"Siapa dia?! Apakah benar ��� yang kulihat tadi? Atau 
hanya suatu fatamorgana yang tercipta dari halusinasiku?" 
pikirnya saat itu. 
Sesuatu yang dilihatnya sepintas tadi teramat mengejutkan 
bagi Kumala, sampai-sampai ia tak berani mengulang untuk 
melihat keadaan di luar rumahnya. Ia takut membuktikan ��� 
yang sempat tertangkap oleh penglihatan batinnya tadi. 
"Duuuh, ��� iya ��� bukan, sih...?! Kenapa aku jadi 
gemetar? Kalau bukan, kenapa aku jadi deg-degan begini, 
ya?" 
Hampir saja tadi Kumala memanggil Buron. Atau ingin 
mengirim suara gaibnya pada Buron. Tapi setelah 
dipertimbangkan lebih masak lagi, ia putuskan untuk tidak 
melakukan apa-apa, karena ia sedang dalam kondisi fisik yang 
membutuhkan konsentrasi ritual sangat serius. 
Meski pun ia berusaha untuk kembali ke jalur gaib 
ritualnya, namun bayangan yang dilihatnya sepintas tadi 
benar-benar sulit untuk dilupakan. Debar-debar keresahannya 
sulit untuk dijinakkan. Karena, bayangan seseorang yang 
berkelebat dari depan garasi tadi mempunyai bayangan 
berwarna biru. Bayangan itu mempunyai makna yang sangat 
besar bagi kehidupannya di masa mendatang. 
Kumala Dewi akan diizinkan kembali hidup di Kahyangan 
kalau ia sudah berhasil menemukan cinta sejati, yaitu seorang 
suami yang menjadi jodohnya. Sedangkan para dewa senior 
pernah mengatakan padanya mengenai ciri-ciri calon 
jodohnya. Bahwa, ciri-ciri utama dari pemuda yang akan 
menjadi jodohnya Kumala Dewi adalah... dia memiliki 
bayangan tubuhnya berwarna biru di saat terkena sinar bulan 
purnama, (Baca serial Dewi Ular dalam episode: "Korban 
Kutukan"). 
Bayangan biru itu hanya dapat dilihat oleh mata Kumala 
sendiri. Bayangan biru itu hanya    
    
		
	
	
	Continue reading on your phone by scaning this QR Code
	 	
	
	
	    Tip: The current page has been bookmarked automatically. If you wish to continue reading later, just open the 
Dertz Homepage, and click on the 'continue reading' link at the bottom of the page.